SRAGEN BUTUH PAHLAWAN BARU

SRAGEN BUTUH PAHLAWAN BARU

SRAGEN – Pernyataan Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, tentang makna kepahlawanan patut menjadi renungan bersama. Ketika memimpin upacara bendera Peringatan Hari Pahlawan di halaman kantor Setda Sragen, Minggu (10/11), Agus menyatakan bahwa pahlawan itu bukan hanya orang yang gugur dalam medan pertempurnan melawan penjajah saja.
Dalam perenungannya, ia menyimpulkan, sejak zaman Nabi sampai sekarang, termasuk dalam berbagai cerita pewayangan dan hikayat, pahlawan adalah manusia-manusia yang mencari pahala di hadapan Tuhannya dengan memberikan pengorbanan diri, keluarga dan kelompoknya untuk kepentingan sesama dan bangsanya.
Hal itulah yang menginspirasi para pendiri bangsa ini, pejuang Indonesia, mengikhlaskan dirinya untuk dibuang, dipenjara, bahkan dibunuh oleh penguasa kolonial, demi kepentingan membela dan mempertahankan kehormatan bangsanya.
Dalam konteks sekarang, untuk perjalanan panjang Kabupaten Sragen di masa depan, yang kita butuhkan adalah para pahlwan baru dengan ruang lingkup sangat luas. Intinya, kita bisa menjadi pahlawan ketika mampu memberikan yang terbaik milik kita untuk kepentingan sesama.
Karena itu, godaan-godaan pilihan hidup hanya memberikan dua pilihan ekstrem dalam posisi kita masing-masing. Yakni, kita hanya memikirkan diri sendiri, atau kita memilih jalan para pahlawan yang selalu memikirkan kepentingan banyak orang. Dari sisi kebudayaan Jawa, Sragen membutuhkan sosok Sujana Sujananing Budi, orang cerdik pandai yang memiliki karakter mulia. Tidak membutuhkan para Durjana, orang yang hanya ingin membuat kerusakan.
Sragen membutuhkan para pahlawan, tidak membutuhkan para pengkhianat. Membutuhkan sumbangan konstruktif, bukan sumbangan destruktif. “Kalau Sragen diibaratkan sebuah kolam, marilah kita isi kolam Sukowaten itu dengan sesuatu yang baik bagi kebersamaan, dalam ukuran, posisi dan kapasitas masing-masing”, ajaknya.
Dengan bahasa yang sederhana Agus memberikan beberapa contoh. “Jika menjadi guru, mengajar dan mendidik murid-muridnya dengan baik, itu adalah tindakan kepahlawanan. Menjadi pegawai dengan sungguh-sungguh sekecil apapun posisinya, baik pejabat maupun staf, itu juga indakan kepahlawanan”, katanya.
Contoh lain, menjadi anggota ormas pemuda, atau para ibu menjadi anggota Dharma Wanita, Persit, Bhayangkara, PKK dan lain-lain yang dapat memberikan kontribusi positif, itu pun tindakan kepahlawanan. Juga para pelajar dan pramuka, dengan bersekolah dan berlatih yang baik dan sungguh-sungguh, itu bagian tindakan kepahlawanan.” Itulah Pahlawan-pahlawan baru yang dibutuhkan Sragen”, tegasnya.
Agus mengajak semua pihak untuk dapat bergerak didalam gelombang besar tindakan-tindakan besar para pahlawan itu. Bukan tindakan-tindakan picik yang hanya mengejar kepentingan-kepentingan pribadi, kepentinganm golongan dan keluarganya.
Itulah makna substantive kepahlawanan. Sragen butuh kepahlawanan baru, butuh orang-orang yang berbuat baik kepada Republik Indonesia tercinta, juga kepada tanah air Sukowaten, yang memberikan kenyamanan hidup siang malam bagi kita. (Suparto-MATRA Sragen)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *