SMPN2 MASARAN BANGUN DUA RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

SMPN2 MASARAN BANGUN DUA RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

SRAGEN – Respon keluarga besar SMPN 2 Masaran terhadap program MATRA Sragen untuk rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) patut ditiru. Selama lima bulan, mulai dari guru, karyawan dan seluruh siswanya berhasil menghimpundana sukarela sebesar Rp. 8,7  juta.  Dana ini kemudian dimanfaatkan untuk membantu rehab dua RTLH milik orang tua siswa yang tergolong keluarga miskin. Mereka adalah Parjoko (orangtua Noval siswa kelas VII) dan Ngadimin (orangtua Indah Kurotul Ain, kelas VIII).
Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, Senin (16/6) siang  meninjau kegiatan rehab (bedah rumah) RTLH hasil MATRA (Mitra Kesejahteraan Rakyat) SMPN2 Masaran, milik Parjoko di Dukuh Pucuk Desa Sepat dan Ngadimin, di Dukuh Ngronggot RT. 14 Desa Dawungan Kecamatan Masaran. Dalam kesempatann tersebut, Bupati melakukan<
peletakan batu pertama rehab rumah Ngadimin.

       Bupati berharap, apa yang dilakukan Kepala Sekolah, Guru, karyawan dan seluruh siswa SMPN2 Masaran itu, bisa menular ke sekolah-sekolah lain. Tujuannya, agar sikap kepedulian, keberpihakan, atau bela rasa seluruh elemenmasyarakat bisa terus menerus kita tajamkan.”Jika di semua SD, SMP, SMA/SMK dan semua PNS di Sragen melakukan seperti ini, nantinya sinergi antara pemerintah, masyarakat dan semua komponen itudapat bermanfaat bagi sesama”, katanya.
       Menurut Agus, kegiatan semacam ini akan memberikan pendidikan altruisme (rasa mencintai sesama) kepada murid-murid sejak dini. “Kalau berbuat baik itu dimulai ketika mereka sudah besar akan lebih sulit atau repot. Karena itu, didikan tentang pembelaan dan keberpihakan kepada sesama  harus dimulai sejak kecil”, tegaspnya.
       Kepala SMPN2 Masaran, Saryono menjelaskan, program MATRA di sekolahnya dimulai sejak Januari lalu, dan
akan terus dilanjutkan. Untuk guru dan karyawan, mereka memberikan sumbangan sukarela setiap awal bulan. Sedangkan bagi para siswa dilakukan setiap hari jumat. “Para siswa setiap jumat memberikan sumbangan sukarela dengan cara memasukkan uang hasil penyisihan uang saku ke kotak yang disediakan”, kata Saryono.
       Bagi para siswa, menurutnya, cara seperti ini sebagai latihan peduli kepada sesama, agar mereka memiliki rasa simpati dan empati kepada penderitaan orang orang lain. Saryono memprediksi, hasil pengumpulan sumbangan sukarela di lingkungan sekolahnya, setiap dua bulan bisa terkumpul dana untuk membangun satu rumah tidak layak huni.
       Sementara itu, program MATRA Sragen yang digulirkan tujuh bulan lalu hingga kini telah berhasil menyalurkan
bantuan rehab RTLH sebanyak 113 rumah. Dana MATRA berasal dari sumbangan sukarela para pejabat, PNS dan pihak lain di Sragen yang dikumpulkan setiap bulan. (Suparto – MATRA Sragen).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *